Hati-hati berbagai bentuk lewat dibawah badai. Wajahnya rupa-rupa, senyum, murung, penuh amarah tapi berhati hujan atau pada sudut-sudut dan ruang tersembunyi penuh badai tiada yang tahu.
Dengan hati yang juga sama-sama hujan, aku menyurati Sang Pemilik Semua Hati, meminta untuk diberikan cinta yang cukup untuk setiap wajah-wajah berbagai bentuk dan hati yang sama-sama hujan.
Tangan selemah aku tak akan sanggup menahan semua beban dan tak akan sanggup memayungi semua hati satu satu agar hujan tak lagi mengenai mereka. Hati yang juga kecil dan rapuh ini tak cukup untuk dibagikan untuk menambal semua hati yang robek sana-sini, maka apa yang bisa aku lakukan selain menulis surat pada Sang Pemilik Cinta untuk memberikan cinta yang cukup pada mereka.
Cinta yang cukup untuk menemani mereka berteduh sekali-kali, dan menemani menari kala hujan tak kunjung usai. Cinta yang cukup untuk menambal celah-celah hati mereka agar kembali utuh, meski hidup akan meluluhlantakannya lagi. Cinta yang cukup untuk mereka dan cukup untuk mereka bagikan pada tubuh-tubuh lainnya. Cinta yang cukup untuk mereka mencintai-Mu, Wahai Maha Cinta.
Berikan aku cukup cinta, agar yang keluar dari mulutku adalah cinta bukan caci. Meski mungkin aku bisa lupa dan malah menyakiti, maka berikanlah aku cukup cinta untuk mampu menyembuhkan yang tersakiti oleh tubuh yang ringkih ini.
Beri aku cinta yang cukup, untuk mencintai-Mu dan membagikan cinta karena-Mu.