Bagaimana cara berterimakasih pada malaikat?
Haruskah aku menjabat tanganmu dengan sederhana,
mengalirkan setiap hangat, dingin, berkeringat, bergetar, bahkan seluruh
sensasi rasa kepadamu hanya untuk kau tahu bahwa aku berterimakasih kau telah
mau sekadar melihatku ditengah duniamu yang telah sesak oleh berjuta manusia? Sudahkah
cukup?
Haruskah aku menuliskan tanda terimakasih
bertumpuk-tumpuk dan mengirimkannya pada surga hanya untuk kautahu bahwa aku
berterimakasih engkau telah hadir dalam setiap celah jiwa bahkan menyelusup dan
mengisi luka yang telah lama menganga? Sudahkah cukup?
Haruskah aku Meneriakan kata terimakasih beribu-ribu
kali selantang-lantangnya seluas-luasnya ke setiap sudut pijakan tanah bahkan
setiap sudut langit yang bahkan kutahu tak bersudut sama sekali hanya untuk kau
tahu bahwa sekadar senyummu yang sudah candu telah lama memaksaku untuk menarik
setiap sudut bibirku kesisi, menampakkan gigi-gigiku, membinarkan mataku? Sudahkah
cukup?
Atau haruskah aku hanya berbisik lirih dan
menitipkanmu pada sang pemilik jiwa kita karena Dia lebih tahu bagaimana
caranya melimpahkan sayang dan Dia lebih tahu bagaimana caranya menjagamu
ketika aku bahkan tak sanggup untuk menjaga diriku sendiri? Sudahkah cukup?
Berterimakasih padamu tidak akan pernah cukup.
Kita tidak akan pernah cukup.
Cinta tidak akan pernah cukup.
Sepertinya.
Sepertinya.
Sara Fiza, 29 Agustus 2015
Ditengah rasa berterimakasih yang bergumul tiap hari.
Post Comment
Post a Comment